Senin, 30 Januari 2012

AGENDA KERJA BIMBINGAN KONSELING

Agenda kerja bimbingan dan konseling dibagi menjadi agenda harian, bulanan, semesteran, dan tahunan. Agenda kerja ini berisi rencana kegiatan yang dituangkan dalam program kerja. Setiap kegiatan pelayanan bimbingan konseling akan direncanakan secara rinci dalam tiap jam nya. Sehingga guru BK tidak dianggap hanya duduk-duduk saja di ruang BK, atau hanya mencari berita kemudian menjadi bahan pembicaraan. Tapi guru BK akan bekerja secara rapi dan terencana baik. Selama di sekolah, tidak akan ada waktu yang terbuang. Semua pelayanan untuk siswa dan masyarakat sekolah, dan staekholder.
Bagaimana penyusunan agenda kerja BK ini? Untuk agenda kerja harian BK silakan klik di sini.
Kalau mau melihat dan download agenda kerja bulanan, semesteran, dan tahunan....bisa klik di sini untuk program bulanan, dan klik di sini untuk program tahunan.
Semoga tulisan ini bermanfaat. Kita bangun kompetensi guru BK dengan semangat dan keikhlasan. Pleasse, we give the best for all people.
By : Ratmi Kuswati, S.Pd
Guru BK SMK N 2 Pengasih

Jumat, 27 Januari 2012

DATA KEBUTUHAN DAN PERMASALAHAN PESERTA DIDIK

 Sebelum menyusun program kerja, dilakukan pendataan untuk mengetahui  kebutuhan dan permasalahan peserta didik. Tujuannya supaya program kerja yang disusun sesuai dengan kebutuhan dan masalah siswa. Pendataan dapat dilakukan dengan pengamatan langsung dan tidak langsung. Metode pengamatan langsung antara lain observasi, wawancara, dokumentasi. Metode pengamatan tidak langsung dengan instrumen non tes antara lain AUM (Alat Ungkap Masalah), IMS (Identifikasi Masalah Siswa), dll.
Pengolahan data dituangkan dalam bentuk prosentase sesuai derajat masalah dan kebutuhan siswa. silakan klik DATAKEBUTUHANdanpermasalahanPESERTADIDIK.doc
http://www.ziddu.com/download/18409497/DATAKEBUTUHANdanpermasalahanPESERTADIDIK
.doc.html 

Itu merupakan contoh hasil pengolahan data kebutuhan dan permasalahan peserta didik.
We assist all people for happiness and safety. Counseling is my life.
Oleh : Ratmi Kuswati, S.Pd
Guru BK SMK N 2 Pengasih

Senin, 23 Januari 2012

PROGRAM KERJA BK TAHUN 2012

BULAN JANUARI 2012 :
1. Rapat koordinasi awal semester genap 2011/2012
2. Merintis pembentukan PIK-R (Pusat Informasi Konseling-Remaja)
3. Penyusunan pengurus dan program PIK-R
4. Pendataan kelayakan perolehan beasiswa (sumber wali kelas X)





BULAN FEBRUARI 2012 :
1. Pendampingan pelaksanaan program kerja PIK-R
2. Meninjau ulang dan perbaikan administrasi BK

STANDAR KOMPETENSI KEMANDIRIAN (SKK) PESERTA DIDIK SLTA/SMK

No
Aspek Perkembangan
Tataran/Internalisasi Tujuan
Pengenalan
Akomodasi
Tindakan
1
Landasan hidup religius
Mempelajari hal ihwal ibadah
Mengembangkan pemikiran tentang kehidupan beragama
Melaksanakan ibadah atas keyakinan sendiri disertai sikap toleransi
2
Landasan perilaku etis
Mengenal keragaman sumber norma yang berlaku di masyaraakat
Menghargai Keragaman sumber norma sebagai rujukan pengambilan keputusan
Berperilaku atas dasar keputusan yang mempertimbangkan aspek-aspek etis
3
Kematangan emosi
Mempelajari cara-cara menghindari konflik dengan orang lain
Bersikap toleran terhadap ragam ekspresi perasaan diri sendiri dan orang lain
Mengekspresikan perasaan dalam cara-cara yang bebas,terbuka dan tidak menimbulkan konflik
4
Kematangan intelektual
Mempelajari cara-cara pengambilan keputusan dan pemecahan masalah secara objektif
Menyadari akan keragaman alternatif keputusan dan konsekuensi yang dihadapinya
Mengambil keputusan dan pemecahan masalah atas dasar informasi/data secara obyektif
5
Kesadaran tanggung jawab sosial
Mempelajari keragaman interaksi sosial
Menyadari nilai-nilai persahabatan dan keharmonisan dalam konteks keragaman interaksi sosial
Berinteraksi dengan orang lain atas dasar kesamaan
6
Kesadaran gender
Mempelajari perilaku kolaborasi antar jenis dalam ragam kehidupan
Menghargai keragaman peraan laki-laki atau perempuan sebagai aset kolaborasi dan keharmonisan hidup
Berkolaborasi secara harmonis dengan lain jenis dalam keragaman peran
7
Pengembangan diri
Mempelajari keunikan diri dalam konteks kehidupan sosial


Menerima keunikan diri dengan segala kelebihan dan kekurangannya
Menampilkan keunikan diri secara harmonis dalam keragaman
8
Perilaku kewirausahaan (kemandirian perilaku ekonomis)
Mempelajari strategi dan peluang untuk berperilaku hemat,ulet, sengguh-sungguh dan kompetitif dalam keragaman kehidupan
Menerima nilai-nilai hidup hemat,ulet sungguh-sungguh dan kompetitif sebagai aset untuk mencapai hidup mandiri
Menampilkan hidup hemat, ulet, sungguh-sungguh dan kompetitif atas dasar kesadaran sendiri
9
Wawasan dan kesiapan karier
Mempelajari kemampuan diri, peluang dan ragam pekerjaan, pendidikan, dan aktifitas yang terfokus pada pengembangan alternatif karir yang lebih terarah
Internalisasi nilai-niolai yang melandasi pertimbangan pemilihan alternatif karir
Mengembangkan alternatif perencanaan karir dengan mempertimbangkan kemampuan, peluang dan ragam karir
10
Kematangan hubungan dengan teman sebaya
Mempelajari cara-cara membina dan kerjasama dan toleransi dalam pergaulan dengan teman sebaya
Menghargai nilai-nilai kerjasama dan toleransi sebagai dasar untuk menjalin persahabatan dengan teman sebaya
Mempererat jalinan persahabatan yang lebih akrab dengan memperhatikan norma yang berlaku
11
Kesiapan diri untuk menikah dan berkeluarga
Mengenal norma-norma pernikahan dan berkeluarga
Mengharagai norma-norma pernikahan dan berkeluarga sebagai landasan bagi terciptanya kehidupan masyarakat yang harmonis
Mengekspresikan keinginannya untuk mempelajari lebih intensif tentang norma pernikahan dan berkeluarga

(Ratmi Kuswati, S.Pd)

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER, MENJAWAB MASALAH PENDIDIKAN

Definisi karakter dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia diartikan sebagai sifat-sifat kejiwaan, tabiat, watak, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. Menurut kamus psikologi, karakter adalah kepribadian ditinjau dari titik tolak etis atau moral, misalnya kejujuran seseorang, dan biasanya berkaitan dengan sifat-sifat yang relatif tetap. Kalau menurut Hermawan Kertajaya (2010:3), karakter adalah “ciri khas” yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Dari berbagai pengertian ini dapat kita simpulkan bahwa karakter adalah kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus yang menjadi pendorong dan penggerak, serta membedakan dengan individu lain. Seseorang dapat dikatakan berkarakter apabila telah berhasil menyerap nilai dan keyakinan yang dikehendaki masyarakat dan digunakan sebagai kekuatan moral dalam hidupnya.

Dalam pendidikan, tentu kita bertujuan menanamkan karakter kepada anak didik. Kemudian bagaimana karakter pelajar di Indonesia secara umum? Ternyata masih banyak kita temui berbagai persoalan pendidikan. Sampai saat ini pembicaraan mengenai moral atau budi pekerti dalam pendidikan menjadi fokus yang menarik. Kenapa demikian? Hal ini disebabkan oleh banyaknya persoalan dan permasalahan sosial dan moral di Indonesia. Berbagai permasalahan sosial dan moral tersebut dapat dikelompokan sebagai berikut :

1.      Dari kalangan Pelajar

Pelajar sebagi generasi penerus bangsa mengalami banyak persoalan dalam lingkungannya. Persoalan tersebut diantaranya adalah meningkatnya dekadensi moral, etika/sopan santun para pelajar, meningkatnya ketidakjujuran pelajar seperti menyontek, suka bolos, suka mengambil barang milik orang lain, kurangnya rasa hormat terhadap orangtua, guru, dan figur-figur yang seharusnya dihormati, timbulnya perilaku yang merusak diri seperti seks bebas, penyalahgunaan narkoba, perilaku bunuh diri.

2.      Dari kalangan orangtua

Orang tua sebagai pendamping pelajar ketika di rumah dan masyarakat, sehingga peran orang tua sangat penting untuk pembentukan moral dan budi pekerti remaja. Namun adakalanya lingkungan rumah dan perilaku orang tua menjadi sumber kerusakan moral dan budi pekerti pelajar. Perilaku orangtua yang dapat memicu degradasi moral pelajar diantarnya adalah tindak kekerassan  orang tua terhadap anak dan anggota keluarga lain, rasa kasih sayang yang rendah antar anggota keluarga, sifat kejam dan bengis, ucapan-ucapan kotor dari orang tua sehingga mudah ditiru oleh anak-anak dan pelajar.

3.      Dari kalangan masyarakat

Masyarakat merupakan lingkungan yang besar bagi pelajar. Masyarakat dapat memberikan pengaruh positif maupun negatif terhadap pelajar. Pengaruh negatif dari masyarakat yang dapat memicu penurunan moral dan budi pekerti pelajar adalah semakin lunturnya sikap saling hormat-menghormati dan rasa kasih sayang diantara manusia, semakin meningkatnya sifat kejam dan bengis terhadap sesama, tayangan-tayangan yang tidaksesuai moral yang dapat dicontoh oleh pelajar.

4.      Dari kalangan pejabat pemerintah

Pejabat pemerintah menjadi teladan dan contoh untuk kalangan pelajar. Apabila perilaku dan moral pejabat kurang baik, maka akan mudah ditiru oleh kalangan pelajar. Perilaku pejabat yang masih marak di Indonesai antara lain berkembangnya korupsi, kolusi, nepotisme, serta persoalan lainnya yang mengarah pada terjadinya dekadansi moral bangsa.

Berangkat dari berbagai permasalahan di atas, maka banyak pihak mulai berpikir tentang perlunya memasukan pendidikan karakter dan budaya bangsa ke dalam kurikulum sekolah, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Namun demikian, dalam implementasinya, sebaiknya pendidikan karakter dan budaya bangsa ini tidak dibuat dalam mata pelajaran tersendiri, tetapi cukup dengan memberikan penguatan kembali pada masing-masing mata pelajaran yang selama ini dinilai sudah mulai kendur. Misalnya dengan memberi penguat berwujud pujian bagi siswa yang jujur saat ulangan harian, contoh-contoh kompetensi dan kesuksesan wanita di bidang teknik, membiasakan siswa untuk menyapa guru dan teman-temannya ketika berpapasan, dll. Kurikulum yang berlaku saat ini sesungguhnya sudah memasukkan pendidikan karakter dan budaya bangsa, namun sayangnya dalam implementasinya masih kurang efektif. Hal ini disebabkan karena masih banyak kecenderungan lebih mengedepankan materi bahan ajar daripada memadukan dengan nilai-nilai karakter dan budaya yang sesungguhnya bisa diterapkan secara bersamaan.

Mari, kita sebagai guru selalu menanamkan kebiasaan yang memupuk nilai-nilai karakter. Penanaman karakter tersebut dibaurkan dengan penyampaian setiap mata pelajaran. Tujuannya adalah supaya nilai-nilai karakter dapat mengkristal di hati dan perilaku anak didik. (Ratmi Kuswati, S.Pd)

Minggu, 22 Januari 2012

PIK-R SMK 2 Pengasih telah dirintis

Setelah melewati perjuangan dan usaha tak kenal lelah dari seluruh guru BK di SMK N 2 Pengasih, maka pada hari Selasa 17 Januari 2012 terbentuklah PIK-R SMK N 2 Pengasih. Pelatihan PIK-R (Pusat Informasi Konseling-Remaja) ini dilaksanakan selama 3 hari mulai hari Selasa s.d Kamis tanggal 17 s.d 19 Januari 2012 di SMK N 2 Pengasih. Materi pelatihan memuat tentang penjelasan PIK-R, konselor sebaya, pendidik sebaya, narkoba, kesehatan reproduksi, pemahaman diri, pemahaman konseling, dan penyusunan pengurus dan program kerja.
Menurut kepala sekolah SMK N 2 Pengasih H. Rahmad Bassuki, SH.MT, "Pembentukan PIK-R ini bertujuan untuk mencegah penggunaan narkoba, pergaulan bebas, dan salah sesuai dalam pergaulan remaja". Hal ini diperkuat dengan pengarahan koordinator BK, Kamisan, S.Pd  "Pembentukan PIK-R ini telah menjadi program kami sejak tahun 2011, waktu itu PIK-R berupa wali BK siswa di kelas dengan perwalian 2 siswa untuk tiap kelasnya. Dengan adanya wali BK siswa di kelas, setiap perilaku dan kondisi di kelas tersebut dapat kami pantau. Sehingga kami merasa bahwa demi peningkatan pengetahuan wali BK siswa diperlukan pelatihan dan koordinasi secara lebih baik. Maka, kami merintis pembentukan PIK-R ini".
PIK- R SMK N 2 Pengasih terbentuk dengan susunan pengurus yaitu:
Ketua : Wisnu Candranata kelas XI TKR1
Wakil ketua : Arrum Kusuma kelas X TKJ2
Sekretaris : Afrizal kelas XI TITL2
                   Agatha kelas X ELIN
Bendahara : Respati X TKBB
                    Arif Nurwidiyat kelas X TKJ1
Bidang Pengembangan Diri :
Bidang Konseling Sebaya
Bidang Sumber Daya Manusia
Bidang Penerangan/Informasi
Bidang Penelusuran Alumni

Pengurus PIk-K belum secara lengkap terisi, koordinasi lanjutan untuk membentuk pengurus secara tetap pada hari Sabtu, 28/ 01/12. Lebih tegas disampaikan oleh pendamping PIK-R Ratmi Kuswati, S.Pd, "Pembentukan PIK-R rintisan SMK N 2 Pengasih ini bertujuan menurunkan, mencegah, pergaulan bebas dan penggunaan narkoba di kalangan remaja yang akhir-akhir ini marak berkembang. Kami didukung oleh BKKBN dan instanasi lain seperti POLRES Kulon Progo, bersama-sama siswa yang bergabung dalam PIK-R siap menyelamatkan remaja. Pembentukan pengurus akan dilanjutkan besok sabtu, 28/01/12."

SMK....BISA...PIK-R .... JAYA

Begitulah yel-yel pembakar semangat pengurus PIK-R SMK N 2 Pengasih. "Dalam menjalankan kegiatan dan aktivitas mendampingi, membantu teman-teman yang bermasalah, pengurus PIK-R perlu yel-yel untuk membangkitkan semangat. Supaya tetap jaya." Begitu yang disampaikan Ismiyartin, S.Pd, pendamping PIK-R.

Go PIK-R...Go SMK...Go Brilliant Adult
SMK...BISA....PIK-R...JAYA
(Ratmi Kuswati,S.Pd/21/1/12)