Untuk mencapai suatu keberhasilan seseorang harus mulai hidup disiplin ,
kedisiplinan harus dimulai dari kecil , agar di saat dewasa nanti seseorang
tersebut biasa mencapai suatu keberhasilan. Dan kedisiplinan dapat dimulai dari
lingkungan keluarga , kemudian lingkungan sekolah dan lingkungan desa /
masyarakat .
Kedisiplinan berasal dari kata disiplin yang berarti ta’at dan patuh
terhadap suatu peraturan yang yang berlaku, dan mendapat imbuhan ke-dan-an jadi
kedisiplinan bisa diartikan suatu sikap yang taat dan patuh terhadap suatu
peraturan yang berlaku, tanpa suatu adanya peraturan maka tidak akan
tercapailah suatu kedisiplinan , dengan adanya suatu peraturan akan melatih
seseorang untuk disiplin dalam segala hal, dan dengan sikap yang selalu
disiplin membuat seseorang berhasil dengan apa yang seseorang tersebut impikan,
itulah sebabnya kedisiplinan adalah modal utama suatu keberhasilan.
Menyimak dan menyaksikan
pemberitaan di media massa dan elektronik akhir-akhir ini menggambarkan bahwa
tingkat kedisiplinan siswa umumnya masih tergolong memprihatinkan. Kuantitas
pelanggaran yang dilakukan oleh siswa semakin bertambah dari waktu ke waktu.
Dari berbagai jenis pelanggaran tata tertib sekolah, misalnya banyaknya siswa
yang bolos atau minggat pada waktu jam belajar, perkelahian, terlambat datang
ke sekolah, malas belajar, sering tidak masuk sekolah, tidak mengerjakan
tugas-tugas yang diberikan guru, tidak membuat pekerjaan rumah, merokok, dan
lain-lain. Secara garis besar banyaknya pelanggaran yang dilakukan oleh siswa
akan berpengaruh terhadap kemajuan dan prestasi belajar di sekolah.
Menciptakan
kedisiplinan siswa bertujuan untuk mendidik siswa agar sanggup memerintahkan
diri sendiri. Mereka dilatih untuk dapat menguasai kemampuan, juga melatih
siswa agar ia dapat mengatur dirinya sendiri, sehingga para siswa dapat
mengerti kelemahan atau kekurangan yang ada pada dirinya sendiri.
Penyebab ketidakdisiplinan siswa adalah
kurang jelasnya peraturan dan sangsi bagi siswa, kurang pengawasan dari
pendidik bagi siswa yang melakukan pelanggaran, siswa belum paham akan manfaat
disiplin. Upaya mengatasi ketidakdisiplinan tersebut adalah dengan cara
memberikan sangsi-sangsi dan pengawasan dari pendidik secara jelas dan tertulis. Bentuk sangsi bisa berupa hukuman, pembinaan,
atau surat
pernyataan. Sangsi berupa pembinaan akan diserahkan ke BK. Jika dalam pembinaan
BK, siswa diketahui mempunyai masalah yang melatarbelakangi perbuatan
pelanggaran, maka siswa tersebut akan ditindak lanjuti dalam bentuk layanan
konseling.
Seperangkat peraturan atau norma untuk
menjaga dan meningkatkan kedisiplinan di sekolah disebut tata tertib. Di SMK N
2 Pengasih tata tertib ini dituangkan dalam bentuk buku saku. Metode yang
digunakan adalah dengan pemberian skoring/poin pelanggaran dan penghargaan.
Buku saku siswa diberikan kepada setiap siswa dan selalu dibawa oleh siswa.
Ketika siswa melakukan pelanggaran, maka guru yang melihat berhak meminta buku
saku untuk mencatat bentuk pelanggaran dan poin yang diberikan kepada siswa
tersebut. Buku saku ini akan direkap oleh BK, ditindaklanjuti oleh tim tata
tertib, wali kelas, guru BK, WKS Kesiswaaan, dan kepala sekolah sesuai poin
yang diperoleh siswa.
Buku saku siswa dengan metode skoring/poin
diharapkan dapat meningkatkan kedisiplinan siswa. Karena peraturan dan sangsi
yang diberikan sesuai skor/poin akan menimbulkan efek jera bagi siswa. Buku
saku siswa tidak hanya berisi tentang skor/poin, tetapi juga menjelaskan akan
pentingnya sikap disiplin dalam berbagai lingkungan. Sehingga para siswa lebih
memahami arti disiplin dalam kehidupan sehari-hari. Pada akhirnya para siswa
akan terbiasa berperilaku disiplin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar